Kamis, 05 November 2015

D-IV BIDAN PENDIDIK : KESEHATAN REPRODUKSI SAFE MOTHERHOOD



TUGAS KELOMPOK KESEHATAN REPRODUKSI
MAKALAH
safe motherhood





DI SUSUN OLEH :
1.      Rima Kusumah Dewi        (153145301449)
2.      Dwi Kurnia Fidya.P         (153145301424)
3.      Husniah                             (153145301435)
4.      Sri Lasryani.M                 (153145301453)
5.      Nur Husnah                       (153145301444)


D – IV BIDAN PENDIDIK
STIKes MEGAREZKY MAKASSAR
T.A. 2015 / 2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-NYA kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikn Tugas Makalah ini dengan tepat waktunnya yang berjudul “RINGKASAN MATERI PERTEMUAN II”
Makalah ini berisi tentang pembahasan judul di atas sehingga dapat menambah wawasasan ilmu pengetahuan untuk pembaca dan khususnya kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh karna itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir penyelesaian. Semoga Allah SWT senantiasa meridloi segala usaha kita.


                                                                                                                                                            Makassar, 27Oktober 2015


                                                                                                            Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................               i
DAFTAR ISI...............................................................................................               ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................
A.   LATAR BELAKANG..............................................................               1
B.   RUMUSAN MASALAH..........................................................               2
C.   TUJUAN...................................................................................               2
BAB II PEMBAHASAN
A.   SEJARAH SAFE MOTHERHOOD......................................               3
B.   UPAYA SAFE MOTHERHOOD DI INDONESIA...............               7
C.   4 PILAR SAFE MOTHERHOOD..........................................               9
D.   SAFE MOTHERHOOD..........................................................               10
E.   MPS (MAKING PREGNANCY SAFER).............................               15
BAB III PENUTUP
A.   KESIMPULAN ........................................................................               21
B.   SARAN.....................................................................................               22
DAFTAR PUSTAKA................................................................................               23





BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Pada dasawarsa terakhir ini, dunia internasional nampaknya benar-benar terguncang. Bagaimana tidak jika setiap tahun hampir sekitar setengah juta warga dunia harus menemui ajalnya karena persalinan. Dan nampaknya hal ini menarik perhatian yang cukup besar sehingga dilakukannya berbagai usaha untuk menanggulangi masalah kematian ibu ini.
Dalam upaya menurunkan angka kematian ibu, pemerintah melalui Departemen Kesehatan dewasa ini menerapkan Strategi Making Pregnancy Safer (MPS), atau ‘Membuat Kehamilan Lebih Aman’, yang merupakan penajaman dari kebijakan sebelumnya tentang ‘Penyelamatan Ibu Hamil’. Strategi MPS yang memberi penekanan kepada aspek medis, walaupun tidak mengabaikan aspek non-medis. Indonesia telah mencanangkan Making Pregnancy Safer (MPS) sebagai strategi pembangunan kesehatan masyarakat menuju Indonesia Sehat 2010 pada 12 Oktober 2000 sebagai bagian dari program Safe Motherhood. Dalam arti kata luas tujuan Safe Motherhood dan Making Pregnancy Safer sama, yaitu melindungi hak reproduksi dan hak asasi manusia dengan mengurangi beban kesakitan, kecacatan dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan yang sebenarnya tidak perlu terjadi. MPS merupakan strategi sektor kesehatan yang fokus pada pendekatan perencanaan sistematis dan terpadu dalam melaksanakan intervensi klinis dan pelayanan kesehatan. Dalam konteks Rencana Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2015, visi MPS adalah:Semua perempuan di Indonesia dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman dan bayi dilahirkan hidup dan sehat.

B.   Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut maka terbentuk beberapa rumusan masalah:
1.    Bagaimana sejarah  Safe Motherhood ?
2.    Bagaiman upaya safe motherhood di indonesia ?
3.    Apa yang di maksud 4 pilar dri safe motherhoof?
4.    Apa yang dimaksud dengan SM (Safe Motherhood)
5.    Apa yang dimaksud dengan MPS (making pregnancy safer)
C.   Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.    Mengetahui apa yang dimaksud sejarah  Safe Motherhood ?
2.    Mengetahui upaya safe motherhood di indonesia ?
3.    Mengetahui Apa yang di maksud 4 pilar dri safe motherhoof?
4.    Mengetahui Apa yang dimaksud dengan SM (Safe Motherhood) ?
5.    Apa yang dimaksud dengan MPS (making pregnancy safer)
BAB II
PEMBAHASAN

A.        SEJARAH SAFE MOTHER HOOD
Upaya Safe Motherhood dirintis untuk mengatasi perbedaan yang sangat besar antara AKI di Negara maju dengan angka tersebut di Negara berkembang. Dibandingkan angka kematian bayi (selanjutnya disingkat AKB), perbedaan AKI ternyata jauh lebih besar. Hasil penelitian WHO dan UNFPA menunjukan tingginya AKI di berbagai negara berkembang dan di negara maju.
Hasil-hasil penelitian semacam ini kemudian dibicarakan pada interregional meeting on the prevention of maternal mortality di WHO Geneva pada bulan November 1985. Pertemuan ini kemudian menjadi dasar dari gerakan dunia menyelematkan ibu dari kesakitan dan kematian, yang kemudian dicanangkan dalam Konferensi Internasional Safe Motherhood (International Conference on Safe Motherhood) di Nairobi, Kenya, pada bulan Oktober 1987 atas kerja sama Bank Dunia, UFPA, WHO, dan UNDP. Konferensi ini merupakan forum pertama yang secara khusus membahas masalah kematian ibu karena kehamilan dna persalinan. Dalam konferensi tersebut diungkapkan terjadinya 585.000 kematian ibu di dunia setiap tahunnya. Sekitar 99% kematian ibu tersebut terjadi di negara-negara berkembang. Kenyataan ini membuka mata dunia bahwa telah terjadi ketimpangan yang besar antara masalah kesehatan perempuan di negara maju dan di negara berkembang. Mulai saat itu, dicanangkanlah upaya Safe Motherhood sebagai upaya global untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan pada perempuan dan bayi baru lahir, khususnya di negara berkembang.
Konferensi kedua yang menjadi tonggak upaya Safe Motherhood adalah World Summit for Children tahun 1990. Dalam pertemuan pertemuan tersebut satu dari tujuh deklarasi adalah menurunkan AKI menjadi setengahnya pada tahun 1990-2000. untuk mencapai hal ini kemudian dibentuk jaringan global guna meningkatkan kesadaran, prioritas masalah, mobilisasi penelitian, bantuan teknis dan informasi tentang masalah kematian ibu. Hal ini berarti setiap negara dari 166 negara yang menandatangani deklarasi tersebut telah menyatakan komitmennya untuk menurunkan AKI di negara masing-masing sebesar 50%. Indonesia sebagai salah satu negara yang ikut menandatangani deklarasi tersebut juga telah bertekad untuk menurunkan angka kematian ibu dari 450 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 225 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2000.
Konferensi yang juga menentukan adalah Intenational Conference on Population and Development (ICPD) di Kairo pada bulan September tahun 1994. Konsensus umum yang disepakati adalah perubahan paradigma dari kontrol penduduk menjadi pemenuhan hak-hak reproduksi manusia. Hal tersebut lebih memfokuskan pada peningkatan kualitas hidup manusia yang hanya dapat dicapai melalui partisipasi penuh dari kaum perempuan di segala bidang. Dengan demikian pemberdayaan perempuan (women empowerment) menjadi pusat perhatian. Peserta Konferensi menganggap bahwa ICPD pada taun 1994 merupakan awal pengakuan global tentang kemitraan pria-perempuan (equity) dan pemberdayaan perempuan sebagai dasar dalam merencanakan program kesehatan dan kependudukan yang efektif. Perubahan ke arah analisis gender ini didukung dan disebarkan secara luas oleh WHO.
Selanjutnya, pada Konferensi Dunia IV tentang wanita di Beijing pada tanggal 15 Oktober 1995, penekanan tentang gender telah sangat berbeda dengan pemikiran di Nairobi yang lebih sempit tentang upaya yang “terpusat pada wanita”. Peserta konferensi menganggap bahwa ICPD 1994 merupakan awal pengakuan global tentang kemitraan pria-wanita (equity) dan pemberdayaan wanita sebagai dasar dalam merencanakan program kesehatan dan kependudukan yang efektif. Perubahan ke arah analisis gender ini didukung dan disebarkan secara luas oleh WHO.
Pada bulan Oktober 1997 di Kolombo, Sri Lanka, diselenggarakan Safe Motherland Technical Consultation yang merupakan peringatan 10 tahun upaya global dalam Safe Motherhood yang dicanangkan di Nairobi. Pertemuan yang diikuti oleh wakil dari 65 negara tersebut mengakui bahwa telah banyak usaha yang dilakukan dalam 10 tahun, tetapi masih banyak yang perlu dilakukan. Dalam pertemuan tersebut, disampaikan 10 pesan aksi untuk dapat dilaksanakan di setiap Negara, yaitu
1.  mengembangkan Safe Motherhood melalui hak azasi manusia,
2.  memberdayakan wanita, memberi kesempatan memilih Safe Motherhood,
3.  investasi sosial dan ekonomi yang vital,
4.  menunda perkawinan dan kehamilan pertama;
5.  setiap kehamilan menghadapi risiko;
6.  memastikan persalinan ditolong oleh tenaga terdidik/terampil;
7.  meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas;
8.  mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan mengatasi aborsi yang tidak aman;
9.  mengukur kemajuan program Safe Motherhood,
10.         kekuatan dalam kemitraan untuk Safe Motherhood.
Peringatan ulang tahun yang ke-10 upaya Safe Motherhood ini kemudian dilanjutkan oleh WHO dengan memakai tema tersebut untuk memperingati hari kesehatan sedunia pada bulan April 1998. walaupun berbagai upaya mendapat berbagai dukungan namun pada kenyataannya upaya penurunan AKI belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
Selanjutnya untuk mempercepat penurunan angka kesakitan dan kematian ibu, perinatal dan enonatal, WHO meluncurkan inisiatif Making Pregnancy Safer (MPS) pada tahun 1999 yang didasari pada penekanan pentingnya kemitraan menurunkan AKI. MPS menjadi komponen penting upaya safe montherhood di tingkat global.
Inisiatif ini juga menjadi bahan resolusi pada Pertemuan Regional Asia Tenggara di New Delhi pada September tahun 2000. diperkirakan Asia Tenggara menyumbang sekitar 40% dari angka kematian ibu di dunia yang terjadi sekitar 500.000 setiap tahun dan hal itu terjadi pada negara-negara berkembang di Asia Tenggara. Pada pertemuan tersebut, negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia menyatakan keprihatinan dan ikut mengadopsi resolusi untuk menurunkan kesakitan dan kematian ibu. MPS menjadi dokumen pedoman bagi negara-negara yang mengadopsinya agar safe motherhood menjadi prioritas di dalam kebijakan dan anggaran nasional. MPS juga menjadi strategi penurunan kematian ibu dan anak dengan penekanan pada pentingnya kemitraan antara sektor pemerintah, badan donor, sektor swasta, keluarga, dan anggota masyarakat.
Kematian ibu di negara berkembang termasuk di Indonesia masih banyak terjadi di rumah, tanpa pertolongan tenaga kesehatan, keterlambatan akses untuk menerima perawatan yang berkualitas dan sebagainya. Hal ini juga erat kaitannya ketidaktahuan wanita, suami, dan keluarga tentang pentingnya pelayanan antenatal (pemeriksaan selama kehamilan), pertolongan oleh tenaga kesehatan terampil, persiapan kelahiran dan kegawatdarutan, merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu hamil dan bayi baru lahir.
Pentingnya peningkatan kesehatan ibu hamil dan bayi baru lahir, maka pada tahun 2000, telah dicanangkan Gerakan Nasional Kehamilan yang Aman atau ’Making Pregnancy Safer (MPS) sebagai bagian program safe motherhood.
1.    Upaya dalam penerapan Safe Motherhood di Indonesia
2.    Making Pregnancy Safer
Departemen Kesehatan pada tahun 2000 telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) jangka panjang upaya penurunan angka kematian ibu dan kematian bayi baru lahir. Dalam Renstra ini difokuskan pada kegiatan yang dibangun atas dasar sistem kesehatan yang mantap untuk menjamin pelaksanaan intervensi dengan biaya yang efektif berdasarkan bukti ilmiah yang dikenal dengan sebutan “Making Pregnancy Safer (MPS)” melalui tiga pesan kunci. Tiga pesan tersebut adalah :
·      Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih,
·      Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuatakses terhadap pencegahan kehamilan yang
·      Setiap wanita usia subur mempunyai tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.
Dari pelaksanaan MPS, target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2010 adalah angka kematian ibu menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi baru lahir menjadi 15 per 1.000 kelahiran hidup. Dalam kerangka inilah Departemen Kesehatan bersama Program Maternal & Neonatal Health (MNH) sejak tahun 1999 mengembangkan berbagai pendekatan baru yang didasarkan pada praktek-praktek terbaik (best practices) yang diakui dunia untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan ibu melahirkan dan bayi baru lahir di beberapa daerah intervensi di Indonesia.
B.        UPAYA SAFE MOTHER HOOD DI INDONESIA
·      Diterjemahkan sebagai upaya terhadap kesejahteraan atau keselamatan ibu
·      Kesejahteraan ibu menunjukkan ruang lingkupnya yang luas, meliputi hal-hal diluar kesehatan
·      Keselamatan ibu mempunyai konotasi langsung yang terkait dengan aspek kesehatan
KEBIJAKAN DEPKESH DALAM UPAYA SAFE MOTHERHOOD
1.  Peningkatan kepemimpinan, komitmen dan dukungan politis, agar sumber daya dapat diprioritaskanpada kegiatan yang berdampak pada penurunan AKI dan bayi baru lahir
2.  Peningkatan mutu dan pemerataan pelayanan bagi ibu termaksud dukungan pelyanan dan rujukan
3.  Pengembangan sistem informasi antara lain sistem informasi  kewaspadaan dini resiko tinggi atau komplikasi obstetric di tingkat masyarakat.
4.  Pengembangan SDM
5.  Pengembangan teknologi tepat guna
6.  Pengembangan kegiatan institusi masyarakat yang mendukung pelayanan kesehatan ibu, misalnya posyandu, pondok bersalin desa polindes, desa wisma dan KP-KIA
7.  Pemasaran sosial dan mobilisasi masyarakat untuk mengubah perilaku dan dukungan terhadap upaya peningkatan dderajat kesehatan ibu
8.  Pelaksanaan penelitian oprasional pendukung program
     PERAN LINTAS SEKTOR
1.    Gerakan saying ibu (GSI)
          Dirintis oleh Menpera th 1996 di 8 kabupaten di 8 Propinsi
2.    Kelangsungan hidup, perkembangan dan perlindungan ibu
          Dirintis 1990 oleh ditjen pembangunan daerah, Depdagri debgan bantuan UNICEF
3.    Gerakan Reproduksi keluarga sejahtera (GRKS)

C.        4 PILAR SAFE MOTHERHOOD
Safe mother Hood  adalah upaya pemerintah dalam rangka menurunkan angka kematian ibu usaha yang dilakukan agar seluruh perempuan menerima perawatan yang mereka butuhkan selama hamil dan bersalin.
1.    Keluarga Berencana
Konseling dan pelayanan KB harus tersedia untuk semua pasangan dan individu. Pelayanan KB harus menyediakan informasi dan konseling yang lengkap dan juga pilihan metode kontrasepsi yang memadai, termasuk kontrasepsi emergency dan  pelayanan ini harus merupakan bagian dari program komprehensif pelayanan kesehatan reproduksi. Program KB merupakan peran dalam menurunkan resiko kematian ibu melalui pencegahan kehamilan yang termasuk dala kategori 4 terlalu  yaitu terlalu muda, terlalu tua untuk kehamilan, terlalu sering hamil dan teralu banyak anak, serta penundaan usia kehamilan dan menjarangkan kehamian. Dengan menberikan konseling kepada ibu hamil tentang KB pasca Persalinan (Kb Post Plasenta). Contohnya seperti memberikan informasi kepada ibu mengenai semua metode KB yang ada bukan hanya yang diinginkan oleh bidan.
2.    Asuhan Antenatal
Petugas kesehatan harus memberi pendidikan kepada ibu hamil agar tetap sehat pada masa hamil, membantu ibu hamil dan keluarganya untuk persiapan kelahiran bayi, menngkatkan kesadaran mereka tentang resiko tinggi atau terjadi komplikasi dalam kehamilan dan cara mengenali kompikasi tersebut secara dini. Petugas kesehatan mampu mengidentifikasi dan melakukan penaganan resiko tinggi atau komplikasi secara dini serta meningkatkan status kesehatan ibu hamil. Contohnya dengan melakukan pemeriksaan dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur yang telah dietapkan. Pentingnya 14 T pada Ibu Hamil yakni :
a)    Timbang Berat Badan
b)    Ukur Tekanan Darah
c)    Ukur Tinggi Fundus Uteri
d)    Pemberian Imunisasi TT
e)    Pemberian Tablet FE
f)     Tes PMS
g)    Temu Wicara
h)   Ukur Tinggi Badan
i)     Tes Lab Khusus
j)      Tata Laksana Kasus
k)    Perawatan Payudara
l)     Tatalaksana senam Ibu Hamil
m)  Tes Hb
n)   Tes Anti Malaria
Pelayanan antenatal sangat penting un­tuk mendeteksi lebih dini komplikasi ke­hamilan. Selain itu, juga menjadi sa­ra­na edu­kasi bagi perempuan tentang ke­ha­mil­an. Komponen penting pelayanan an­te­na­tal meliputi:
a)    Skrining dan pengobatan anemia, ma­laria, dan penyakit menular seksual.
b)    Deteksi dan penanganan komplikasi se­perti kelainan letak, hipertensi, ede­ma, dan pre-eklampsia.
c)    Penyuluhan tentang komplikasi yang po­tensial, serta kapan dan bagaimana cara memperoleh pelayanan rujukan.



3.    Persalinan Bersih dan Aman
a.    Persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan professional yang paham bagaimana menolong persalinan dengan bersih dan aman.
b.    Tenaga kesehatan harus mampu mengenali secara dini gejala dan tanda komplikasi persalinan serta mapu melakukan pelaksanaan dasar terhadap gejala dan tanda tersebut.
c.    Mampu melakukan rujukan komplikasi persalinan yang tidak bisa diatasinya ketingkat pelayanan yang lebih mampu.
d.    Mampu memberikan pelayanan nifas kepada ibu dan bayi.
Adapun salah satu contohnya yakni persalinan dilakukan ditenaga kesehatan, bukan didukun.
4.    Pelayanan Obstetri Esensial
Poe adalah pelayanan Obstetri Esensial meliputi fasilitas pelayanan kesehatan untuk melakukan tindakan mengatasi risiko tinggi dan komplikasi kehamilan / persalinan.
Pelayanan Obsteri esensial pada hakekatnya meliputi tersediannya pelayanan secara terus menerus dalam waktu 24 jam untuk bedah Caesar, Pengobatan (Anastesi, antibiotic dan cairan infuse), transfuse darah, pengeluaran plasenta secara manual, dan aspirasi vakum untuk abortus inkomplet. Pada pelayanan yang memang jauh dari fasilitas kesehatan yang memiliki pelayanan Obstetri Esensial, baiknya dirujuk ketempat terdekat dengan fasilitas kesehatan (memiliki Rumah Tunggu Kelahiran) agar sewaktu-waktu saat persalinan tiba si pasien cepat mendapatkan pelayanan Obstetrik Esensial di RSUD.
a.    POE bagi ibu yang mengalami resiko tinggi kehamilan atau komplikasi agar berada dalam jangkauan setiap ibu hamil.
b.    Meliputi fasilitas layanan kesehatan untuk melakukan tindakan dalam mengatasi resiko tinggi dan komplikasi kehamilan atau persalinan. Contohnya seperti peralatan seksio caesaria.

D.         SAFE MOTHER HOOD
Dimana kita ketahui angka kematian ibu (AKI) masih sangat tinggi,, khususnya di Indonesia. Berbagai penyebab utama nya seperti perdarahan, infeksi dan eklampsi.Berbagai upaya terus di­usahakan dalam rangka menurunkan angka ke­ma­tian ibu. Salah satu­nya adalah mengimplementasikan program Sa­fe Motherhood. Dimana safe motherhood merupakan upaya untuk menyelamatkan wanita agar kehamilan dan persalinannya sehat dan aman, serta melahirkan bayi yang sehat.
Tujuan upaya Safe Motherhood adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu hamil, bersalin, nifas, dan menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi baru lahir.Program itu terdiri dari empat pilar yaitu:
  ke­luarga berencana,
  pelayanan antenatal,
  per­salinan yang aman, dan
  pelayanan obs­te­tri esensial.

E.        MAKING PREGNANCY SAFER
Mengingat pentingnya peningkatankesehatan ibu dan bayibaru lahir,pemerintah telah mencanangkan Gerakan Nasional yang Aman atau Making Pregnancy Safer (MPS) sebagai Strategi pemangunan kesehatanmasyarakat menuju Indonesia sehat 2010 pada tanggal 12 Oktober 2010, sebagai bagian dari program Safe Motherhood. Dalam arti kata yang luas tujuan Safe Motherhood dan Making Pregnancy Safer sama,yaitu melindungi hak reproduksi dan hak asasi manusia dengan cara mengurangi beban kesakitan, kececatan dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan dan persalnan yang sebenarnya tidak perlu terjadi. MPS merupakan strategi sektorkesehatan, yang fokus pada pendekatan perencanaan sistematis dan terpadu dalam melaksanakan intervensi klinisdan pelayanan kesehatan. MPS dilaksanakan berdasarkan upaya-upaya yang telah ada dengan penekanan pada pentingnya kemitraan antara sektor pemerintah, lembaga pembangunan, sektor swasta,keluarga dan anggota masyarakat.
Melalui MPS ini diharapkan seluruh pejabat yang berwenang,itrapembangunan dan pihak-pihak yang terlibat lainnya untuk melaksanakan upaya bersama dalam meningkatkan kemammpuan pelayanan kesehatan guna menjamin pelaksanaan dan pemanfaatan intervensi yang efektif berdasarkan bukti ilmiah (evidence based). Perhatian difokuskan pada kegiatan-kegiatan berbasis masyarakat yang menjamin agar ibu dan bayi baru lahir mempunyai akses terhadap pelayanan yang merekan butuhkan bilamana diperlukan dengan penekanan khusus pada pertologan oleh tenaga kesehatan yang terampil pada saat melahirkan serta pelayananyang cepat dan berkesinambungan.
Strategi MPS mendukung target internasional yang telah disepakati. Dengan demikian tujuan global MPS adalah untuk menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayibaru lahir sebagai berikut:
·           Menurunkan angka kematian ibu sebesar 75% pada tahun 2015 dari AKI tahun 1990
·           Menurunkan angka kematian bayi menjadi kurang dari 35 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Berdasarkan lessons learned dari program Safe Motherhood, maka pesan-pesan kunci MPS adalah:
·           Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
·           Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat
·           Setiap wanita subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidakdiinginkan dan penanganankomplikasi keguguran.
VISI, MISI, TUJUAN DAN TARGET
VISI
Dalam konteks “Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010”. Visi MPS adalah semua perempuandi Indonesia dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman dan bayi dilahirkan hidup dan sehat.
MISI
Misi MPS adalah menurunkan kesakitandankematian ibu danbayibaru lahir melalui pemantapan sistem kesehatan untuk menjamin akses terhadap intervensi yang berdasarkan bukti ilmiah yang berkualitas, memberdayakan wanita, keluarga danmasyarakat dan mempromosikan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang lestari sebagai suatu prioritas dalam programpembangunan nasional.
TUJUAN
Menurunkan kesakitan dan kematian ibu danbayibaru lahir di Indonesia.
TARGET
Target yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah:
1. Target dampak kesehatan
·         Menurunkan AKI menjadi 125/100.000 kelahiran hidup
·         Menurunkan angka kematian neonatal menjadi 15/1000 kelahiran hidup
·         MEnurunkananemia gizi besi pada ibu hamil menjadi 20%OOO?.
·         Menurunkan angka kehamilan yang tidak diinginkan dari 17,1%menjadi 11%
2. Target Proses
·         Meningkatkan cakupan pelayanan antenatal 1x (KI)menjadi 95% termasuk cakupan Fe 1, TT1
·         Meningkatkan cakupan pelayanan antenatal 4 x (K4) menjadi 90% termasuk cakupan Fe3 dan TT2/TT ulang
·         Meningkatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menjadi 85%
·         Meningkatkan cakupan pelayanan komplikasi obstetri dan neonatal yang berkualitas termasuk pelayanan pasca keguguran, menjadi 80% dari jumlah kasus yang diperkirakan.
·         Meningkatkan dan melaksanakan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di sekurang-kurangnya 4 Puskesmas dengan tempat tidur di Kabupaten/Kota.
·         Meningkatkan dan melaksanakan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) selama 24 jam di tiap Rumah Sakit Kabupaten
·         Meningkatkan cakupan pelayanan KB pasca persalinan dan pasca keguguran 100%
·         Meningkatkan anggaran program untuk menunjang kesehatan ibu dan bayi baru lahir
·         Memantapkan organisasi seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
STRATEGI
Untuk dapat mencapai tujuan dan target tersebut di atas telah diidentifikasi empat strategi utama yang konsisten dengan “Rencana Indonesia Sehat 2010”. Empat strategi utama tersebut:
·         Meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir berkualitas yang cost-effective dan berdasarkan bukti-bukti, yang didukung dengan:
·         Membangun kemitraan yang efektif melalui kerjasama lintas program, lintas sektor dan mitra lainnya untuk melakukan advokasi guna memaksimalkan sumberdaya yang tersedia serta meningkatkan koordinasi perencanaan dan kegiatan MPS.
·         Mendorong pemberdayaan wanita dan keluarga melalui peningkatan pengetahuan untuk menjamin perilaku sehat dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.









BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
1.    Safe Motherhood adalah usaha-usaha yang dilakukan agar seluruh perempuan menerima perawatan yang me­reka butuhkan selama hamil dan bersalin.
2.    Empat pilar safe motherhood yaitu ke­luarga berencana, pelayanan antenatal, per­salinan yang aman, dan pelayanan obs­te­tri esensial
3.    Making Pregnancy Safer (MPS) merupakan strategi sektor kesehatan yang ditujukan untuk mengatasi masalah kembar kesehatan dan kesakitan ibu.
4.    Tujuan MPS Menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia.
5.    Upaya menurunkan kematian ibu merupakan masalah kompleks yang melibatkan berbagai aspek dan disiplin ilmu termasuk faktor sosial ekonomi dan budaya masyarakat sebagai mata rantai yang berkaitan. Sehingga, selain komitmen politik pemerintah sebagai pengambil keputusan yang akan menentukan arah dan prioritas pelayanan kesehatan, juga diperlukan partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan. Tidak ada intervensi tunggal yang mampu menyelesaikan masalah kematian ibu. Oleh karena itu, berbagai upaya untuk mengatasi hal ini melalui Strategi Menyelamatkan Persalinan Sehat, meskipun dalam pelaksanaannya masih menemui beberapa kendala, perlu untuk didukung. Kesehatan ibu adalah hal yang vital bagi keberlangsungan hidup manusia dan hal ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk memelihara dan meningkatkannya.
B.   Saran
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu kami mengharap saran yang membangun dari pembaca sebagai penyempurna dari makalah asuhan kebidanan komunitas yang kami susun.  

















DAFTAR PUSTAKA

Suryanti Romauli, S.ST, Ana Vida  Vindari 2009, Kesehatan Reproduksi, Yogyakarta : Nusa Medika
Purnomo W, Presentasi Safe motherhood ( Upaya Penurunan Kematian ibu dab bayi baru lahir ) ,FKM Unair
WHO, Safe Motherhood, Modul Dasar bidan dimasyarakat, Jakarta, penerbit buku kedokteran
novitasarisobri.blogspot.com/2012